Minggu, 08 April 2012

Pola Aliran Sungai di Indonesia

Pola Aliran Sungai

Kegiatan erosi dan tektonik yang menghasilkan bentuk - bentuk lembah sebagai tempatpengaliran air, selanjutnya akan membentuk pola - pola tertentu yang disebut sebagai pola aliran.Pola aliran ini sangat berhubungan dengan jenis batuan, struktur geologi kondisi erosi dan sejarahbentuk bumi. Sistem pengaliran yang berkembang pada permukaan bumi secara regional dikontrololeh kemiringan lereng, jenis dan ketebalan lapisan batuan, struktur geologi, jenis dan kerapatanvegetasi serta kondisi iklim.Pola pengaliran sangat mudah dikenal dari peta topografi atau foto udara, terutama padaskala yang besar. Percabangan - percabangan dab erosi yang kecil pada permukaan bumi akantampak dengan jelas, sedangkan pada skala menengah akan menunjukkan pola yang menyeluruhsebagai cerminan jenis batuan, struktur geologi dan erosi. Pola pengaliran pada batuan yang berlapissangat tergantung pada kondisi tofografi, geologi (jenis, sebaran, ketebalan dan bidang perlapisanbatuan serta geologi struktur seperti sesar, kekar, arah dan bentuk perlipatan), iklim, sertavegetasiyang terdapat di dalam DAS bersangkutan..Roy Syaffer membedakan pola pengaliran menjadi pola pengaliran dasar dan polapengaliran modifikasi. Definisi pola pengaliran yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Pola pengaliran adalah kumpulan dari suatu jaringan pengaliran di suatu daerah yangdipengaruhi atau tidak dipengaruhi oleh curah hujan, alur pengaliran tetap pengali.Biasanya pola pengaliran yang demikian disebut sebagai pola pengaliran permanen(tetap).
2. Pola dasar adalah salah satu sifat yang terbaca dan dapat dipisahkan dari pola dasarlainnya.
3. Perubahan (modifikasi) pola dasar adalah salah satu perbedaan yang dibuat dari poladasar setempat.Pola pengaliran juga berguna dalam penentuan variasi litologi karena bentuknya dikontrololeh kemiringan lereng dan ketahanan batuan. Selain itu, sungai dapat bertahan lebih lamadibandingkan dengan bentuk fisiografi lainnya. Oleh karena itu, pola pengaliran dapat merekamsejarah geologi yang lebih panjang pada suatu daerah.


Pola Pengaliran Dasar 

Pola pengaliran dasar merupakan pola pengaliran yang terbaca dan dapat dipisahkan denganpola pengaliran dasar lainnya. Kebanyakan dari pola aliran dasar dikontrol oleh struktur regionalyang berkembang pada daerah tersebut

 
 
Tabel 1.

Pola Pengaliran Dasar dan Karakteristiknya

Pola PengaliranDasar
Karakteristik
Dendritik

bentuk umum seperti daun, berkembang pada batuan dengan kekerasan relatif sama, perlapisan batuan sedimen relatif datar serta tahan akan pelapukan,kemiringan landai, kurang dipengaruhi struktur geologi. Umumnya anak-anak sungainya (tributaries) cenderung sejajar dengan induk sungainya, dimana anak-anak sungainya bermuara pada induk sungai dengan sudut lancip.Pola ini biasanya terdapat pada daerah berstruktur plain, atau pada daerah batuan yang sejenis (seragam, homogen) dengan penyebaran yang luas.

Paralel

bentuk umum cenderung sejajar, berlereng sedang sampai agak curam,dipengaruhi struktur geologi, terdapat pada perbukitan memanjang dipengaruhiperlipatan, merupakan transisi pola dendritik dan trelis. Beberapa wilayah di pantai barat Sumatera memperlihatkan pola pengaliran parallel.

Trelis

bentuk memanjang sepanjang arah strike batuan sedimen. Biasanya dikontrol olehstruktur lipatan. Batuan sedimen dengan kemiringan atau terlipat, batuan vulkanikserta batuan metasedimen berderajat rendah dengan perbedaan pelapukan yang jelas. Jenis pola pengalirannya berhadapan pada sisi sepanjang aliran subsekuen.Induk sungai mengalir sejajar dengan strike, mengalir di atas struktur synclinal,sedangkan anak-anak sungainya mengalir sesuai diping dari sayap-sayap synclinaldan anticlinal-nya. Jadi, anak-anak sungai juga bermuara tegak lurus terhadapinduk sungainya.Pola pengaliran trellis mencirikan daerah pegunungan lipatan (folded mountains).

Rektangular

induk sungainya memiliki kelokan-kelokan ± 900, arah anak-anak sungai (tributary)terhadap sungai induknya berpotongan tegak lurus. Induk sungai dengan anaksungai memperlihatkan arah lengkungan menganan, pengontrol struktur atau sesar yang memiliki sudut kemiringan, tidak memiliki perulangan perlapisanbatuan dan sering memperlihatkan pola pengaliran yang tidak menerus.Biasanya ditemukan di daerah pegunungan patahan (block mountains). Pola seperti ini menunjukkan adanya pengaruh joint atau bidang-bidang dan/atau retakan patahan escarp-escarp atau graben-graben yang saling berpotongan.

Radial

bentuk menyebar dari satu pusat, biasanya terjadi pada kubah intrusi, kerucutvulkanik dan bukit yang berbentuk kerucut serta sisa-sisa erosi. Memiliki duasistem, sentrifugal dengan arah penyebaran keluar dari pusat (berbentuk kubah)dan sentripetal dengan arah penyebaran menuju pusat (cekungan).

Pola Radial Sentripugal
Pola pengaliran beberapa sungai di mana daerah hulu sungai-sungai itu saling berdekatan seakan terpusat pada satu titik tetapi muaranya menyebar, masing-masing ke segala arah. Pola pengaliran radial terdapat di daerah gunungapi atau topografi bentuk kubah seperti pegunungan dome yang berstadia muda, hulu sungai-sungai berada di bagian puncak, tetapimuaranya masing-masing menyebar ke arah yang lain, ke segala arah.

Pola Radial Sentripetal, Kebalikan dari pola radial yang menyebar dari satu pusat, pola sentripetal ini justru memusat dari banyak arah. Pola ini terdapat pada satu cekungan (basin), dan biasanya bermuara pada satu danau. Di daerah beriklim kering dimana air danau tidak mempunyai saluran pelepasan ke laut karena penguapan sangat tinggi, biasanya memiliki kadar garam yang tinggi sehingga terasa asin.

Anular
bentuk seperti cincin yang disusun oleh anak-anak sungai, sedangkan induk sungai memotong anak sungai hampir tegak lurus. Mencirikan kubah dewasa yang sudah terpotong atau terkikis dimana disusun perselingan batuan keras dan lunak. Jugaberupa cekungan dan kemungkinan stocks.Terdapat pada daerah berstruktur dome (kubah) yang topografinya telah berada pada stadium dewasa. Daerah dome yang semula (pada stadium remaja) tertutup oleh lapisan-lapisan batuan endapan yang berselang-seling antara lapisan batuankeras dengan lapisan batuan lembut.

Multibasinal
endapan permukaan berupa gumuk hasil longsoran dengan perbedaanpenggerusan atau perataan batuan dasar, merupakan daerah gerakan tanah,vulkanisme, pelarutan gamping serta lelehan salju atau permafrost.
Kontorted
terbentuk pada batuan metamorf dengan intrusi dike, vein yang menunjukkandaerah yang relatif keras batuannya, anak sungai yang lebih panjang ke arahlengkungan subsekuen, umumnya menunjukkan kemiringan lapisan batuanmetamorf dan merupakan pembeda antara penunjaman antiklin dan sinklin.


Pola Pengaliran Modifikasi
Pola pengaliran modifikasi adalah pola pengaliran dengan perubahan yang masih memperlihatkan ciri pola pengaliran dasar.Hubungan pola dasar dan pola perubahan (modifikasi) dengan jenis batuan dan struktur geologi sangat erat, tetapi tidak menutup kemungkinan dapat ditambah atau dikurangi. Roy Syaffer membuat klasifikasi pola pengaliran menjadi pola erosional, pola pengendapan dan polakhusus. Pola dendritik (sub dendritik), radial, angular (sub angular), tralis dan rektangular termasukpola erosional, sedangkan pola - pola lurus (elongate), menganyam (braided), berkelok(meandering), yazoo, rektikular dan pola dikhotomik termasuk pola pengendapan. Klasifikasi polakhusus dibagi menjadi pola pe-ngaliran internal seperti pola "sinkhole" pada bentuklahan karst(gamping) dan pola "palimpset" atau "berbed" untuk daerah yang dianggap khusus.

Tabel 2.
Pola Pengaliran Modifikasi dan Karakteristiknya menurut
Pola Pengaliran
Kerakteristik
Subdendritik

umumnya struktural

Pinnate

tekstur batuan halus dan mudah tererosi

Anastomatik

dataran banjir, delta atau rawa

Dikhotomik

kipas aluvial dan delta seperti penganyaman

Subparalel

lereng memanjang atau dikontrol oleh bentuk lahan memanjang

Kolinier

kelurusan bentuk lahan bermaterial halus dan beting pasir

Direksional Trellis

homoklin landai seperti beting gisik

Trellis Berbelok

perlipatan memanjang

Trellis Sesar

percabangan menyatu atau berpencar, sesar paralel

Trellis Kekar

sesar paralel dan atau kekar

Angulate

kekar dan sesar pada daerah berkemiringan

Karst

Batu gamping


Pola Pengaliran
Kerakteristik
Subdendritik
umumnya struktural
Pinnate
tekstur batuan halus dan mudah tererosi
A
nastomatik

dataran banjir, delta atau rawa
Dikhotomik
kipas aluvial dan delta seperti penganyaman
Subparalel
lereng memanjang atau dikontrol oleh bentuk lahan memanjang
Kolinier
kelurusan bentuk lahan bermaterial halus dan beting pasir
Direksional Trellis
homoklin landai seperti beting gisik
Trellis Berbelok
perlipatan memanjang
Trellis Sesar
percabangan menyatu atau berpencar, sesar parallel
Trellis Kekar
sesar paralel dan atau kekar
A
ngulate

kekar dan sesar pada daerah berkemiringan
Karst
Batugamping




2 komentar: